Pages

Rabu, 23 Juni 2010

Pembuatan Telur Asin

Alat dan Bahan

1. 10 butir telur bebek mentah yang masih bercangkang
2. Air
3. Garam kristal
4. Amplas
5. Stoples
6. Timbangan
7. Kertas tulis
8. Pulpen

Langkah Kerja

1. Cuci bersih telur mentah dengan air (suhu normal).
2. Amplas cangkang telur
3. Cuci lagi dengan air hangat
4. Timbang telur
5. Amati kondisi telur sebelum direndam selama 21 hari
6. Catat kondisi telur
7. Siapkan garam dan air panas(100C), dengan perbandingan air dengan garam 1:3 (air : 1 ml, garam : 330 ml/330 gr)
8. Larutkan garam pada air panas
9. Diamkan larutan tsb sampai suhu sama dengan suhu ruangan
10. Masukkan telur dalam stoples yang telah dicuci bersih
11. Siram telur tsb dengan larutan bersuhu sama dengan suhu ruangan
12. Tutup rapat toples
13. Simpan di tempat yang aman dan tidak terkena sinar matahari langsung
14. Rendam telur tsb sampai 21 hari

Hasil Pengamatan

Keadaan Utuh:

No. Pengamatan Sebelum Telur direndam Setelah Telur direndam
1 Berat rata-rata Telur 63,6 gr 74 gr
2 Kondisi telur Normal Bertambah besar
3 Volume larutan garam 1300 ml 1130 ml
4 Kondisi larutan garam - Bening
- Terdapat endapan berwarna putih.
- Berbau garam. - Larutan garam berkurang.
- Bening.
- Terdapat endapan berwarna putih dan hitam.
- Berbau garam dan amis.



Keadaan telur yang mentah (isi telur) :

No. Pengamatan Sebelum direndam di larutan garam Setelah direndam di larutan garam
1 Putih telur - Seperti lendir.
- Bening(transparan)
- Lengket - Encer.
- sebagian berwarna kuning, sebagian transparan.
2 Kuning telur - kenyal (seperti gel).
- berwarna kuning pucat.
- jika dibelah, isi akn keluar dan bercampur dengan putih telur.
- Bentuk teratur(simetris). - Keras
- Berwarna kuning cerah.
- Jika dibelah isi tidak keluar dan bercampur dengan putih telur karena memadat.
- Bentuk tidak teratur(asimetris).

Dari data diatas, dapat kita membuat pertanyaan yang berhubungan dengan percobaan ini, yaitu :
1. Peristiwa apa yang terjadi dengan telur tersebut, mengapa telur menjadi asin?
2. Mengapa telur diamplas sebelum direndam?
3. Mengapa garam yang dipakai adalah garam kristal, dan bukan garam halus?
4. Mengapa telur dicuci dengan air hangat sebelum direndam?
5. Apakah pada pembuatan telur asin ini sama dengan pembuatan telur asin pada umumnya yang menggunakan abu gosok?
6. Mengapa berat telur bertambah setelah perendaman, dan volume air berkurang?
7. Apa yang akan terjadi apabila jumlah air tetap tetapi jumlah garam dikurangi mis: 1:4(air1L) atau 1:5(air 1L)
8. Mengapa endapan hitam lebih banyak terdapat di larutan yang konsentrasi garamnya lebih sedikit ?
9. Mengapa putih telur sebelum dan sesudah perendaman berbeda kondisinya, apa yang menyebabkan hal tersebut?
10. Mengapa kuning telur dari telur yang telah direndam air garam menjadi padat?
11. Mengapa di dalam telur yang telah direndam, kuning telur menjadi padat/ mengeras dan putih telur lebih encer?
12. Mengapa setelah direbus, putih telur asin cepat hancur dan kuning telur lebih kokoh(tidak mudah hancur) daripada telur yang tidak diasinkan?

Penjelasan

Telur yang direndam di dalam larutan garam akan mengalami osmosis, mengapa? Karena telur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur(isi telur). Kita anggap telur sebagai sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan membrane yang bersifat selektif permeable, kuning telur sebagai inti. Oleh karena itu, hal ini menyebabkan air dan garam masuk ke dalam telur melewati membrane/cangkang telur karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi asin setelah perendaman 21 hari, hal ini sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah(hipotonik) ke konsentrasi yang lebih tinggi(hipertonik).
Untuk membuktikan ada tidaknya mlekul yang masuk, lihat hasil pengamatan di atas, berat telur bertambah, hal tersebut menunjukkan bahwa volume telur bertambah akibat masuknya sesuatu molekul ke dalam telur, dalam hal ini air dan garamlah yang masuk ke telur, dan bukti lain yang menunjukkan bahwa air tsb masuk ke dalam telur adalah berubahnya volume air sebelum dan setelah perendaman. Volume air setelah merendam telur selama 21 hari lebih sedikit daripada volume air pada saat sebelumnya. Hal ini menunjukkan air masuk ke dalam telur bukan isi telur yang keluar.
Dalam mempersiapkan telur yang akan direndam, telur sebaiknya diamplas dahulu. Karena hal tersebut dapat mengikis kalsium yang ada di cangkangnya dan dapat mempermudah molekul agar dapat masuk ke dalam telur.
Untuk pencucian dengan air hangat, hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme sehingga telur tsb steril ketika dimasukkan ke dalam larutan. Tetapi larutan garam dapat berfungsi sebagai pengawet karena garam dapat membunuh mikroorganisme dan mikroorganisme pun tidak dapat hidup di lingkungan ini.
Dalam percobaan ini, kami memilih garam kristal sebagai zat yang terlarut karena garam kristal memiliki konsentrasi lebih tinggi dan garam tersebut lebih asin daripada garam dapur biasa.
Telur asin yang di buat dengan memakai abu gosok pada dasarnya sama dengan telur asin yang dibuat delangan larutan garam, hanya saja telur yang direndam lebih terjamin mutunya dibanding yang memakai abu gosok karena telur hanya kontak dengan larutan garam saja dan pembuatannya pun juga lebih steril dan bersih.
Berat telur bertambah dan volume air berkurang dikarenakan molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik. Sehingga menyebabkan hemolisis atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur bertambah tetapi volume air di luar berkurang.
Semakin encer larutan garam(jumlah garam lebih sedikit) maka akan semakin lama pula proses pengasinan, karena garam yang masuk lebih sedikit dibandingkan dengan garam yang masuk ke dalam telur ketika berada di larutan yang pekat(garam yang lebih banyak). Dan dapat kita katakan jika telur di rendam di larutan garam yang encer maka akan terjadi hal seperti dibawah ini (dibanding dengan larutan garam yang lebih pekat) :
- Semakin sedikit air yang masuk ke dalam telur
- Pertambahan berat telur sedikit
- Kuning telur kurang padat
- Terdapat endapan hitam lebih banyak
endapan hitam ini berasal dari garam kristal, karena penyerapan / masuknya air dan garam ke dalam telur tidak sebaik ketika telur berada di lingkungan yang lebih pekat, maka karena terlalu lama tidak terserap, kotoran dari garam yang berwarna hitam akan mengendap.
Kondisi putih telur sebelum direndam transparan, seperti lender, lengket, sedangkan kondisi putih telur setelah direndam kurang transparan, encer/lebih cair, tidak lengket. Hal itu disebabkan molekul air dan garam masuk melalui membrane selektif permeable dan bercampur dengan putih telur, larutan garam yang sedikit keruh mempengaruhi warna putih telur dan menyebabkan putih telur menjadi kurang transparan dan larutan garam yang lebih encer daripada putih telur itu bercampur dengan putih telur yang seperti lender/ gel/ kental berkurang kepekatannya dan menyebabkan putih telur menjadi lebih encer dari semula(sebelum perendaman).
Berbeda dengan putih telur, kuning telur dari telur yang telah direndam selama 21 hari jauh lebih keras atau lebih padat dibanding kuning dari telur yang tidak direndam. Hal ini disebabkan ketika molekul air dan garam masuk ke dalam telur, maka air dan garam masuk ke putih telur karena konsentrasi putih telur lebih pekat daripada konsentrasi larutan garam, tetapi ingat, di dalam telur masih ada kuning telur yang konsentrasinya jauh lebih pekat dibanding dengan putih telur dan larutan garam. Sehingga molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tapi lebih banyak garam yang masuk dibanding air, semakin lama, garam yang terdapat di kuning telur akan menumpuk dan kuning telur lama kelamaan akan mengeras karena kelebihan mineral garam. Sehingga ketika kita membelahnya, tidak ada lagi cairan yang semula sangat kenyal seperti gel yang keluar dari kuning telur, dengan kata lain kuning telur telah mengeras.

gambar kuning telur yang
telah mengeras sehingga
dapat diangkat.
Hal tersebut sama dengan yang terjadi pada telur dinosaurus yang terkubur di dalam tanah jutaan tahun, isi telur itu menjadi sangat keras bahkan seperti batu dikarenakan telur menyerap mineral yang ada disekitarnya dan lama kelamaan akan bertumpuk dan menjadi keras.
Putih telur asin matang mudah hancur karena putih telur tersebut telah bercampur dengan larutan garam, sehingga konsentrasi kepekatannya turun menjadi encer dan daya ikat antar molekul putih telur yang sebelumnya kuat menjadi berkurang karena putih telur asin encer dan hasilnya putih telur asin lebih mudah hancur dibanding putih telur yang bukan telur asin. Sedangkan pada kuning telur, kuning telur asin mentah sangat keras dibanding yang bukan telur asin itu berarti daya ikat antar molekulnya lebih kuat daripada yang bukan telur asin. Sehingga ketika telah matang, kuning telur tidak mudah hancur.


Kesimpulan

- Proses perpindahan molekul yang terjadi pada percobaan telur asin ini adalah osmosis.
- Peristiwa osmosis pada percobaan kali ini adalah perpindahan molekul air dan garam dari konsentrasi rendah(larutan garam) ke konsentrasi tinggi(telur).
- Peristiwa osmosis ini mempengaruhi berat dan ukuran telur, pada percobaan kali ini, berat dan ukuran telur bertambah besar karena larutan garam masuk ke dalam telur dan juga mempengaruhi volume larutan di luar telur
- Bakteri dan mikroorganisme tidak mampu hidup di larutan garam, maka seringkali kita mengawetkan makanan dengan cara mengasinkan makanan tsb sebagai contoh, telur asin yang kita buat ini.
- Cangkang pada telur merupakan membrane yang memiliki pori-pori dan bersifat selektif permeable, sehingga molekul air dan garam dapat masuk.
- Pengamplasan pada telur bebek dimaksudkan untuk mengikis kalsium agar mempermudah molekur dapat masuk.
- Hasil yang telur diperoleh dari larutan garam yang encer berbeda dengan hasil telur yang akan diperoleh dari larutan garam yang pekat.
- Peristiwa osmosis ini dapat mempengaruhi kondisi di dalam telur.
- Larutan garam yang masuk akan bercampur dengan putih telur dan mengakibatkan putih telur akan menjadi lebih encer dibandingkan yang tidak direndam pada larutan garam.
- Larutan garam yang masuk ke kuning telur akan bertambah dan lama kelamaan garam bertumpuk di kuning dan menjadi keras.
- Putih telur asin yang telah dimasak akan cepat hancur dibanding putih telur yang bukan dari telur asin.
- Kuning telur asin yang matang tidak mudah hancur karena banyak kandungan mineral garam yang mengeras di dalamnya.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Halo, tipsnya lengkap dan bermanfaat. Ada varian telur asin lain lho, telur gurih atau telur asin bakar, kalau penasaran bisa coba order telur asin bakar nya, rasanya gurih dan aroma bakarnya juga sedap.

    Ini webnya: www.JualTelurAsinBakar.com
    Kontak: Bpk. Miko Raharjo
    HP/BBM: 0838.3132.4892 / 280e27a8
    Email: telurgurih@yahoo.com

    BalasHapus