Pages

Jumat, 06 April 2012

Buat Kita

SEMANGAT FAJAR MUHAMMAD, FAWWAZ ADLAN!!

SEMANGAT MENUNTUT ILMU

SEMANGAT DALAM MENCARINYA, DALAM MEMAHAMINYA, DALAM MENGAMALKANNYA

SEMOGA ALLAH MEMUDAHKAN JALAN KITA DALAM MENUNTUT ILMU

KARENA ILMU ITU TIDAK BISA DIDAPATKAN DENGAN ISTIRAHATNYA BADAN INI

SO, BANGUN SEKARANG, AMBIL BUKU, BACA, MUROJA’AH, BERTANYA DENGAN YANG LEBIH BERILMU, DAN TAWAKAL KEPADA ALLAH

JIKA LELAH, INGAT, DI DUNIA INI HANYA SEMENTARA, AKHIRATLAH TUJUAN KITA SEBENARNYA, AKHIRATLAH RUMAH KITA

JANGAN KAU KALAH

SUNGGUH-SUNGGUH DALAM IKHTIAR DAN TAWAKAL SELALU..

SEMOGA ALLAH MELINDUNGI DAN MENYAYANGI KITA, IBU DAN BAPAK

Matematika dan Kedokteran

Matematika, hmmm...denger kata itu aja udah males ya, ngebayangin ribetnya dan susahnya, apalagi harus pakai logika untuk menyelesaikannya.

Oke, ga usah ngebayangin rumus matematika. Saya Cuma mau nulis persamaan matematika dengan ilmu kedokteran. Kalo kita ngerjain matematika kan harus sistematis, maksudnya harus urut, ada prosesnya, ga langsung dapet gitu. Nah di ilmu kedokteran ketika mendiagnosis juga mesti runut dan sistematis, mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan kalo perlu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis. Jadi ga kayak dukun yang asal nebak.

Untuk mendapatkan hasil dari soal matematika, kan banyak jalannya, ga Cuma satu cara aja. Begitu juga dengan kedokteran. Dalam mendiagnosis, kita ga boleh melihat dari satu sudut pandang aja. Ada banyak kemungkinan penyakit yang menjadi pilihan saat mendiagnosis nah, diliat deh dari gejalanya, oiya gejala dari tiap orang itu berbeda-beda lho walaupun penyebab sakitnya sama, tergantung dari seberapa kuat pertahanan tubuh orang itu nah, begitu juga penanganannya.

Dari matematika, kita mendapatkan ilmu berpikir sistematis. Dari matematika, kita bisa berpikir dengan melihat dari sudut pandang yang berbeda.

Jadi kesimpulannya, kalo mau masuk kedokteran, jangan benci matematika.*ga nyambung*


5 CM

“Begitu banyak dengan mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, dan apa yang kamu mau kejar taruh di sini”

“kamu taruh disini...jangan menempel di kening.

Biarkan...

Dia...

Menggantung...

Mengambang....

5 centimeter di depan kening kamu...”

“ jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama keinginan itu dan kamu nggak bisa nyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, keyakinan diri...”

“.....biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu.

Dan... sehabis itu yang kamu perlu....Cuma...”

“Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.”

“lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja..”

“dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya..”

“serta mulut yang akan selalu berdoa..”


-Donny Dhirgantoro, 5 cm-

It's Cooking Time

Alhamdulillah masih bisa nulis blog lagi setelah sekian lama ditinggalkan.

Liburan semester 3 ini rasanya lamaaaaa banget, dan sampai dengan saat ini saya tidak menggunakan waktu saya dengan produktif. Padahal apa yang kita kerjakan setiap jam bahkan setiap detik akan dimintai pertanggungjawabannya. Dasar memang sayanya aja yang belum sadar.

liburan ini, saya membuat rencana. Sebenernya persiapan sih, dimulai dari beberapa bulan yang lalu, saya membeli buku resep diskonan*karena buku resep yang asli harganya 3-6x lipatnya* dan dasar ya saya itu kalo ke toko buku pengennya beli buku, jadi saya beli aja beberapa. Niatnya sih buat ibu, biar lebih variatif masakannya.

Dari saat itu sampai sekarang, setiap ke toko buku, selain ke bagian stationary, dan kesehatan, saya ke bagian masakan. Soalnya lucu sih, dan salah satu hobi saya adalah makan makanan enak, hehehe,, jadi saya ga boleh Cuma bisanya makan aja, tapi harus bisa bikinnya juga. alhasil saya membeli beberapa buku lagi, kalo kata kaka tingkatku, beli buku itu investasi lho.. lagian buku masakan kan ga bakalan basi.

Udah punya bukunya, tinggal praktek deh...

Kalo kata saya, setiap orang pasti bisa melakukan sesuatu asal dia melakukan sesuatu itu sesuai prosedur. Nah, sama aja kayak masak. Setiap orang bisa masak asal sesuai sama resep. Dan saya melakukannya. Nyontek resep, hahaha....coba-coba, sekalian belajar untuk masa depan.

Hasilnya, hmmm....lumayan enak. Soalnya nyontek resep. Yang masih perlu di upgrade adalah ketenangan saat memasak. Ga tau kenapa ya, saya jadi panik kalo di dapur. Padahal semua bumbu udah di tempatin di deket kompor, tapi ya gitu, satu kata yang menggambarkan saya ketika masak RECOK. Haha...

Sebenernya, Yang saya coba itu masakan yang sangat sangat sederhana kok. Kalo yang complicated kayak rendang dan sebangsanya mah belom bisa. Yah, mungkin dengan berjalannya waktu dan dengan latihan yang banyak, trial and error*tapi kalo udah ada resepnya mah ga boleh gagal sebenernya*, insya Allah bisa ya..amiin, SEMANGAAAT.

Kalo soal gagal, beberapa kali gagal soalnya masaknya juga baru beberapa kali. Kegagalan pertama, masak nasi goreng tapi nasinya kelembekan, alhasil jadi bubur goreng. Jangan tanya soal rasanya. Yang kedua masak tumis tauge, tapi taugenya ga mateng, jadi pahit atau bumbunya yang emang kegosongan, hehe... tapi jadi inget quote di satu film, dari kegagalan kamu bisa mengambil banyak pelajaran. Dari kesuksesan belum tentu.

Satu lagi, masak itu butuh intuisi dalam merasakan, komposisi bumbu sangat mempengaruhi cita rasa masakan. Jangan takut gagal, sebenernya kalo masak buat sendiri sih gapapa gagal, ntar bisa dicoba lagi kapan-kapan, tapi kalo masaknya buat orang banyak, berlapang dada aja deh, tapi jangan mudah menyerah, coba lagi lain kali.

SEMANGAT MEMASAK!!!