Pages

Minggu, 17 April 2011

IMUNOLOGI

CATATAN IMUNOLOGI DASAR -bagian pertama- Fungsi sistem imun : pengenalan dan eliminasi Gangguan : · Immunodeficiency : kerusakan sistem imun Mis : HIV menyerang sel CD4(sel T helper) CD4 : sel T helper, menghasilkan sitokin yang merangsang sel B menjadi plasma yang dapat menghasilkan antibodi CD8 : sel T sitotoksik, menghasilkan : IL-2, IL-4, IL-6 · Hipersensitifitas : reaksi alergi · Autoimmun : reaksi imunitas terhadap antigen tubuh sendiri Kenapa e. Coli di usus dan lactobacillus di tractus genita pada wanita tidak menghasilkan antibodi? Karena tidak ada kontak dengan sistem imun sehingga tidak dapat terbentuk antibodi. kedua bakteri diatas adalah flora nonpatogen jika masih berada di tempatnya, tapi jika telah berpindah tempat, bisa menjadi bakteri patogen. Fase respon imun · Cognitive phase Mengenali antigen asing dan diikat oleh sel imunokompeten(limfosit)di reseptor antigen · Activation phase Proliferasi dan Diferensiasi limfosit · Effector phase Eliminasi oleh sel imunokompeten, eliminasi ini dengan cara yang berbeda-beda. Mis : CD4 mengeluarkan Sitokin, sel B-antibodi, sel T CD8- lisis sel, NK sel(tidak punya petanda permukaan)-lisis sel yang terinfeksi. Imunitas Humoral Diperantarai oleh sel B-sel plasma-antibodi Imunitas seluler Diperantarai oleh sel T Respon imun nonspesifik : innate 1. Fisik 2. Biokimia (biokimia dan humoral). · Biokimia :Mis : HCl= dapat melisiskan bakteri gram positif. Lisozim= pada air mata. Laktoferin=dalam ASI, sebagai transporter besi (fungsi sama dengan transferin). Asam neuraminik=dalam keringat dan ASI. · Humoral : interferon : sitokin yang dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus, makrofag. Komplemen : protein yang diaktifkan (keadaan normal inaktif). Dalam keadaan aktif : kompleks enzim-substrat sehingga terjadi reaksi bertingkat yang dapat menarik sel imunokompeten ke tempat infeksi (kemotaksin), berperan dalam proteksi dan inflamasi, sebagai opsonin yang melapisi antigen sehingga mudah difagosit, lisis bakteri (dengan MAC-membrane atract complex-yang menyebabkan lubang pada sel target), meningkatkan fagositosis, diproduksi oleh hepatosit dan monosit. CRP (C-reactive protein): merupakan protein fase akut. Meningkat saat infeksi akut, respon nonspesifik, sebagai opsonin, mengikat mikroorganisme. 3. seluler Respon imun spesifik : acquired sel T helper -Th1 & Th2 sel T sitotoksik sel T supressor Sel T supressor : menghasilkan sitokin (IL-10, IL-4, TGF β) yang berfungsi sebagai imunoregulator- memblok inflamasi dan aktivasi makrofag-. Gangguan dalam imunoregulator : penyakit chrone : meningkatnya inflamasi dan makrofag di usus sehingga terjadi infiltrasi sel inflamasi yang dapat merusak jaringan sekitar. · Pada reaksi imun spesifik terjadi efek booster pada paparan ke 2, yaitu meningkatnya reaksi antibodi dengan cepat. Makrofag : memiliki banyak reseptor antigen Pada nonspesifik mengenal whole antigen, tetapi spesifik seleksi klonal (109 sel T memori) Sel T tidak mengenal antigen langsung, tetapi dengan bantuan sel asesoris dan molekul HLA/MHC. Immunologic tollerant : antigen tidak diekspresikan oleh HLA sehingga tidak terjadi respon imun. Antigenitas : derajat keantigenan. dipengaruhi oleh valensi antigen. Semakin besar suatu molekul antigen, antigenitas semakin besar. Valensi antigen : kuat lemahnya imunitas. Epitope : tempat reaksi antigen dengan antibodi. Banyak epitope mempengaruhi valensi antigen. Adjuvans : molekul bukan antigen, tapi jika diberikan bersamaan dengan antigen akan meningkatkan derajat imunitas karena merangsang ekspresi molekul HLA dan costimulator pada sel penyaji antigen (sel asesori). Antigen yang dipresentasikan sedikit demi sedikit tapi berlangsung lama sehingga mendapatkan imunitas yang tinggi. Mis : Konkanavalin A.